Kamis, 17 November 2016

Corak Batik, Pembuatan batik cap Menurut teknik, Menurut asal pembuatan Batik Jawa

Corak Batik

Gaya dan warna berbagai Batik dipengaruhi oleh berbagai pengaruh asing. Awalnya, batik memiliki berbagai pola dan warna yang terbatas, dan beberapa pola hanya dapat digunakan oleh kalangan tertentu. Namun, batik pesisir menyerap berbagai pengaruh luar, seperti para pedagang asing dan juga pada akhirnya, para penjajah.
Warna-warna cerah seperti merah dipopulerkan oleh orang Tionghoa, yang juga mempopulerkan corak phoenix. Negara penjajah Eropa juga tertarik pada batik, dan hasilnya adalah pola bunga yang tidak diketahui sebelumnya (seperti tulip) dan juga objek yang diambil oleh penjajah (gedung atau kereta), termasuk warna favorit mereka seperti biru.
Mempertahankan coraknya batik tradisional, dan masih dipakai dalam upacara-upacara adat, karena biasanya masing-masing corak memiliki perlambangan masing-masing.
Cara Pembuatan

7 Tokoh Batik Indonesia

1. Edward Hutabarat

Pria asal Tarutung, Sumatera Utara ini adalah perancang busana terkenal. Dalam merancang pakaian batik, Edward yang akrab disapa Edo ini bekerjasama dengan para perajin batik. Edo bolak-balik ke Cirebon dan Solo untuk mendapatkan kain batik berkualitas. Edo pernah mengadakan pagelaran busana, dan hasil penjualannya disumbangkan untuk renovasi Museum Art Galery di Keraton Surakarta.

3 Batik Yang Terpopuler di Indonesia

Batik Jogjakarta

Batik Jogjakarta ini memiliki warna dasar putih dan hitam, dengan warna motifnya bermacam-macam, yaitu putih, biru tua dan coklat soga. Corak batik Jogja ini awalnya dipengaruhi oleh budaya Hindu-Jawa. Awalnya, batik ini hanya boleh dipakai oleh anggota kerajaan kraton saja. Motif batik ini antara lain sido asih, kawung, sekar jagad, truntum dan juga parang.

Kembangkan Batik Malinau

 Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Malinau saat ini sedang menyeriusi pengembangan batik Malinau sebagai salah satu wujud ekonomi kreatif. Secara bertahap, pengembangan itu terus dilakukan sejak dua tahun lalu dengan memberi pembinaan kepada para perajin.
 
Menurut Sugianto selaku instruktur batik dari Balai Besar Kerajinan Batik (BBKB) Jogjakarta, batik Malinau bisa dibilang memiliki prospek pasar yang bagus. Dia menegaskan, perajin tidak perlu khawatir soal persaingan batik dari luar daerah. Karena menurutnya, semua daerah memiliki ciri khas batik dan semuanya itu akan menambah khazanah batik Indonesia.
Di Malinau, keistimewaan itu terletak pada motif Dayak dan ada juga ciri khas daerah yang bermakna dan sangat unik. Misalnya motif burung enggang, gerawet dan puluhan motif lainnya. “Bagus kalau Malinau juga bisa mengenalkan kekhasan daerahnya melalui motif batik. Mungkin saja Malinau masih mempunyai kekhasan lain, bisa juga dijadikan motif dan pasti itu sangat bernilai,” ujar Sugianto saat berada di pusat kerajinan batik Malinau, Jl Raja Pandhita, Tanjung Belimbing Sugianto dan dua rekannya berada di Kabupaten Malinau sekitar 20 hari. Kedatangan mereka atas undangan Dinas Perindustrian, Perdagangan, Koperasi (Disperindagkop-UMKM) Kabupaten Malinau untuk memberi pelatihan membatik kepada para perajin di Malinau. Pelatihan ini bekerjasama dengan tim Pemberdayaan Kesejahteraan Keluarga (PKK) Malinau.

Rabu, 16 November 2016

Batik Kalimantan

    MOTIF ATAU CORAK BATIK KALIMANTAN Corak atau motif batik Kalimantan diperoleh dari teknik penjahitan dan ikatan, yang ditentukan oleh komposisi warna, efek yang timbul, dan jenis benang atau jenis bahan pengikat. Batik Sasirangan dari Kalimantan SelatanMenurut sahibul-hikayat, Batik Kalimantan atau sasirangan pertama kali dibuat tatkala Patih Lambung Mangkurat bertapa selama 40 hari 40 malam di atas rakit balarut banyu. Menjelang akhir tapanya, rakit tersebut tiba di daerah Rantau Kota Bagantung. Tiba-tiba, dari seonggok buih di hadapannya, terdengar suara seorang wanita.